Pathway Asma Bronkhial

Gambaran proses Penyakit / Pathofisiologi Pasien dengan Asma bronchial hingga muncul masalah keperawatan atau diagnosa Keperawatan dalam bentuk Pathway atau pohon Masalah dapat anda lihat pada dokumen di bawah ini.

Silahkan Klik tanda (+) untuk memperbesar dan tanda (-) untuk mengecilkan. Semoga membantu





Tag: Patoflow / Pathways asma bronkial, Pathway asma bronkhial, Patway asma bronkial,Pohon Masalah Keperawatan asma bronkhial, Pathways asthma bronchial

Pathway Efusi Pleura

Gambaran proses Penyakit / Pathofisiologi Pasien dengan Efusi Pleura hingga muncul masalah keperawatan atau diagnosa Keperawatan dalam bentuk Pathway atau pohon Masalah dapat anda lihat pada dokumen di bawah ini.

Silahkan Klik tanda (+) untuk memperbesar dan tanda (-) untuk mengecilkan. Semoga membantu





Tag: Patoflow / Pathways Efusi Pleura, Pathway effusi Pleura, Patway efusi Pleura,Pohon Masalah Keperawatan efusi Pleura, Pathways Pleural effusion

Pathway Trauma Kepala

Gambaran proses Penyakit / Pathofisiologi Pasien dengan Trauma Kepala / Cedera Kepala hingga muncul masalah keperawatan atau diagnosa Keperawatan dalam bentuk Pathway atau pohon Masalah dapat anda lihat pada dokumen di bawah ini. .

Silahkan Klik tanda (+) untuk memperbesar dan tanda (-) untuk mengecilkan. Semoga membantu




Kalau anda ingin mendownloadnya di link di bawah ini :
Download Pathway Keperawatan Trauma Kepala 

Tag: Patoflow / Pathways Cidera kepala, Pathway Cedera Kepala, Pathway CKB, CKS, CKR, Pathway Trauma Kepala,

Pathway Gagal Ginjal Kronis (GGK)

Gambaran proses Penyakit/Pathofisiologi Pasien dengan Gagal Ginjal Kronis (GGK)/Chronic Kidney Disease (CKD) hingga muncul masalah keperawatan atau diagnosa Keperawatan dalam bentuk Pathway dapat anda lihat pada dokumen di bawah ini. Karena kesulitan menampilkan di blog dalam bentuk tulisan langsung berikut di tampilkan dalam bentuk embedded document dari google doc.

Silahkan Klik tanda (+) untuk memperbesar dan tanda (-) untuk mengecilkan. Semoga membantu


Kalau anda ingin mendownloadnya di link di bawah ini :
Download Pathway Gagal Ginjal Kronis (GGK)

Tag: Pathways GGK,Pathways CKD, Proses Keperawatan GGK, Pohon Masalah GGK,Pathway GGK, Pathways Renal failure

Tugas Belajar Program Pendidikan D IV Mitra Spesialis Kemenkes 2012

  Logo Kemenkes RI 
Kementrian Kesehatan Melalui Badan Pengembangan Dan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPDMSK) Mengeluarkan Surat Edaran Nomor : M.01.03/I/V.3/013155.1/2012 Tanggal : 15 Mei 2012 Salah satu programnya Adalah Tugas Belajar (Tubel) Reguler dengan sumber dana dari DIPA Pustanserdik SDM.
Untuk Pendidikan Diploma IV Mitra Spesialis yang khususkan bagi tenaga kesehatan di RS Pusat dan Daerah.

Selain Persyaratan umum yang ada di Surat Edaran juga ada syarat Khusus untuk Program D IV Mitra Spesialis
Persyaratan Program Pendidikan Diploma IV Mitra Spesialis
a. Peminatan yang akan diambil disesuaikan dengan keberadaan dokter spesialis di Rumah Sakit, baik sudah selesai pendidikan maupun yang sedang mengikuti pendidikan
b. Latar belakang pendidikan, memiliki ijazah D-lll Kesehatan :
1. Lulusan D-lll Keperawatan untuk peminatan:
a. Keperawatan Medikal Bedah
b. Keperawatan Gawat Darurat
c. Keperawatan Anestesi & Reanimasi
d. Keperawatan Medikal Bedah Kardiovaskuler
e. Keperawatan Jiwa 
2. Lulusan D-lll Analis Kesehatan, untuk peminatan Analis Kesehatan
3. Lulusan D-lll Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (Radiologi), untuk peminatan  Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
4. Lulusan D-lll Teknik Elektromedik, untuk peminatan Teknik Elektromedik
5. Lulusan D-lll Fisioterapi, untuk peminatan Fisioterapi 
c. Bagi peserta wanita bersedia tidak hamil selama mengikuti pendidikan
d. Setelah selesai pendidikan, peserta wajib kembali bekerja di rumah sakit

Untuk Pendidikan Diploma IV Mitra Spesialis, penyelenggaraan pendidikan tugas belajar di Politeknik Kementerian Kesehatan yang ditetapkan, sebagai berikut:

No
PEMINATAN
POLTEKKES  KEMENKES

1
Keperawatan Medikal Bedah
Kalimantan Timur
Palangkaraya
Pontianak
Denpasar

2
Keperawatan Gawat Darurat

Mataram
Manado
3
Keperawatan Anestesi & Reanimasi
Yogyakarta
4
Keperawatan Kardiovaskuler
Semarang
5
Teknik Radiodiagnostik & Radioterapi (Radiologi)
Jakarta
6
Keperawatan Jiwa
Malang
7
Analis Kesehatan
Makassar
8
Teknik Elektromedik
Surabaya
9
Fisioterapi
Surakarta

Lama Studi : 
1) Program Pendidikan D-IV dari D-lll : 1 tahun
2) Khusus untuk program pendidikan D-IV Mitra Spesialis, peminatan keperawatan Anestesi & Reanimasi, peminatan Teknik Elektromedik dan peminatan Fisioterapi, lama masa studi adalah 3 semester Jadwal

Pelaksanaan


No
KEGIATAN
PELAKSANA BULAN
1

Informasi Edaran ke Unit Utama, UPT
Vertikal Kemenkes dan Dinas Kesehatan
Provinsi, Kab/Kota.
Mei 2012

2
Pengajuan usulan hasil seleksi administrasi ke
Pustanserdik SDMK Unit Utama Kementerian
Kesehatan dan Dinkes Provinsi
Minggu III Juni 2012

3
Seleksi Berkas tingkat Pusat
Minggu l-ll Juli 2012

4
Seleksi Akademik *)
4 Juli – Agustus 2012

5
Pengumuman hasil seleksi akademik *)
5 Juli – Agustus 2012

6
Pra Penetapan SK Tubel
Agustus 2012

7
Penerbitan SK Tugas Belajar Ka.Badan PPSDM Kes
Minggu IV Agustus 2012

8
Kuliah Institusi Pendidikan
8 September 2012

  *) Kepastian pelaksanaan tergantung institusi pendidikan. 

Untuk Selengkapnya Surat edaran dan lampirannya  dapat di download di bawah ini :

Informasi Penerimaan Calon Peserta Tugas Belajar Dalam Negeri Bagi SDM Kesehatan Tahun 2012


Tags :Tugas Belajar Kemenkes 2012, Tubel Depkes,  Edaran Tubel Kemenkes, Program Tubel D4 Kemenkes, Beasiswa Kemenkes

Hubungan Hipertensi dengan Kebutuhan Dasar Manusia


Kebutuhan dasar manusia merupakan elemen yang penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kesehatannya. Kebutuhan tersebut secara terus menerus berusaha dipenuhi oleh manusia. Ada dorongan-dorongan kebutuhan dalam tubuhnya untuk tetap bertahan hidup. Dorongan tersebut yaitu berupa kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhinya.
Kondisi fisik manusia secara integral berkaitan dengan kondisi psikologis dan rohaninya. Manusia adalah satu kesatuan. Apa yang terjadi dengan kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi psikologis dan rohaninya. Penyakit fisik yang dialami seseorang tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja tetapi juga dapat membawa masalah-masalah bagi kondisi psikologisnya dan rohaninya, demikian pula sebaliknya.
Pemenuhan kebutuhan dasar manusia akan terhambat jika seseorang menderita suatu penyakit atau injuri misalnya hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif dan kronik dan memberikan dampak secara holistik baik fisik, psikologis, sosial, ekonomi dan spiritual sehingga akan menyebabkan dalam memenuhi kebutuhan hidup dasarnya mengalami gangguan. Penderita hipertensi umumnya memiliki keluhan pusing, mudah marah, sukar tidur, sesak nafas, mudah lelah dan keluhan lainnya. Adanya kelemahan atau keterbatasan kemampuan dan keluhan lain akibat hipertensi tersebut, penderita akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Adapun hubungan antara kebutuhan fisiologis, rasa aman dan dicintai dengan hipertensi yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis pada pasien hipertensi
Kebutuhan fisiologis terdiri dari oksigen, cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat berlindung (rumah), istirahat dan seks (Potter & Perry, 1991). Penyakit hipertensi menyebabkan kebutuhan fisiologis dari penderita akan terganggu. Penderita biasanya akan mengalami dyspnea (sesak nafas), gangguan oksigenasi, perubahan nutrisi, sukar tidur, istirahat tidak nyaman, pusing, mudah lelah yang selanjutnya menyebabkan kebutuhan akan seksualitas terganggu.
2. Kebutuhan rasa aman pada pasien hipertensi
Penyakit hipertensi kronik dan keluhan yang dialami juga dapat memberikan efek pada psikologis penderita yaitu perasaan tidak aman dan nyaman serta perasaan tidak dicintai. Rasa tidak aman misalnya rasa takut mati atau takut tidak bisa sembuh. Pusing, nyeri kepala, pusing, mata berkunang-kunang, sesak nafas dan mudah lelah menyebabkan rasa takut jatuh dan mengalami kecelakaan bila beraktifitas. Hal tersebut juga menyebabkan penderita hipertensi tidak dapat menjalankan rutinitas pekerjaan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya secara optimal. Adanya efek samping obat dan aturan program pengobatan juga menyebabkan penderita hipertensi mengalami kecemasan, rasa takut dan tidak nyaman.
3. Kebutuhan dicintai pada pasien hipertensi
Program pengobatan yang lama dan pengubahan gaya hidup memungkinkan rasa jenuh dalam melaksanakannya sehingga penderita merasa tidak dicintai dan bisa marah tanpa alasan yang jelas. Selain itu juga karena kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman tidak terpenuhi maka penderita tidak akan memiliki waktu dan tenaga untuk mencari cinta dan mencurahkan cinta dengan orang lain (Potter & Perry, 1991). Kesempatan berkurang untuk memenuhi kebutuhan akan afiliasi (masuk menjadi salah satu anggota kelompok), berinteraksi dengan sahabat, menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain, interaksi dengan rekan kerja, kebebasan melakukan aktivitas sosial serta memberi dan menerima kasih sayang atau dihargai oleh orang lain dalam kehidupan sosial masyarakat (Syukri, 2003).